KEGIATAN WORKSHOP IKM BAGI GURU KELAS IV SE-KECAMATAN NEGARA TAHUN 2023

Selasa, 14 Februari 2023, bertempat di SD Negeri 2 Lelateng, Kelompok Kerja Guru (KKG) kelas IV kecamatan Negara melaksanakan Kegiatan Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) yang pertama kalinya. Adapun pesertanya berasal dari guru-guru kelas IV se-kecamatan Negara yang berjumlah 50 orang. Workshop ini bertujuan untuk membantu guru-guru Kelas IV se-Kecamatan Negara dalam memahami Implementasi Kurikulum Merdeka.

Kegiatan workshop ini dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan Dan Olahraga Kabupaten Jembrana, yaitu Bapak I Gusti Putu Anom Saputra, AP, M.Si dengan didampingi oleh Koordinator Wilayah Kecamatan Bidang Pendidikan Negara, Bapak I Nengah Edi Mertha, S.Pd., M.Pd serta pengawas pembina kecamatan Negara: Ibu Ni Made Sudastri, S.Pd., Ibu Dra. Ni Putu Neny Lestari, S.Pd., dan Ibu Ni Wayan Sudarmi, S.Pd.

Dalam sambutannya Bapak Kadis Dikpora menyampaikan apresiasi kepada KKG kelas IV Kec. Negara atas atensi dan dukungannya dalam persiapan menerapkan kurikulum merdeka. Sebagaimana diketahui kurikulum merdeka merupakan bagian program Merdeka Belajar yang diluncurkan Kemdikbudristek, yang nantinya diharapkan bisa terimplementasi di semua satuan pendidikan mulai tahun pelajaran 2022/2023.

Bapak Kadis Dikpora Kab. Jembrana Memberikan Sambutan Sekaligus Membuka Kegiatan Secara Resmi.
Workshop IKM ini berlangsung selama 4 bulan, dari bulan Februari s/d bulan Mei 2023  dengan moda IN dan ON. IN dilaksanakan secara tatap muka dan ON dilaksanakan secara daring melalui Google Classroom. Kegiatan workshop ini menghadirkan dua orang narasumber hebat yang berasal dari Guru Penggerak Kabupaten Jembrana, yaitu Bapak Gede Ariasa, S.Pd. dan Bapak I Gede Anom Apriliawan, S.Pd. 

Kegiatan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 14 Pebruari 2023 yang bertempat di SD Negeri 2 Lelateng. Workshop pertemuan pertama yang sekaligus sebagai kegiatan pembuka ini, diisi oleh narasumber Bapak Gede Ariasa, S.Pd. Materi pertama yang disampaikan adalah  tentang Capaian Pembelajaran (CP). CP merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase, dimulai dari fase fondasi pada PAUD hingga fase F di SMA/MA/SMK (Kepmendikbudristek No. 262/M/2022). Untuk mencapai garis finish, pemerintah membuatnya ke dalam enam etape yang disebut fase. Setiap fase lamanya 1-3 tahun.

Bapak Gede Ariasa, S.Pd menyebutkan manfaat pembagian CP per-fase ini, antara lain:
  1. pembelajaran menjadi lebih fleksibel, 
  2. pembelajaran sesuai dengan kesiapan peserta didik, dan
  3. pengembangan rencana pembelajaran dapat dilaksanakan secara kolaboratif. 
Bapak Gede Ariasa juga menyebutkan ciri khas dari CP itu sendiri, yaitu:
  1. Dalam CP, kompetensi yang ingin dicapai ditulis dalam paragraf yang memadukan antara pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau disposisi untuk belajar.
  2. Sementara karakter dan kompetensi umum yang ingin dikembangkan dinyatakan dalam profil pelajar Pancasila secara terpisah.
  3. Dengan dirangkaikan sebagai paragraf, ilmu pengetahuan yang dipelajari peserta didik menjadi suatu rangkaian yang berkaitan.
  4. CP dirancang dengan banyak merujuk kepada teori belajar Konstruktivisme dan pengembangan kurikulum dengan pendekatan “Understanding by Design”.
Dalam penjelasannya, Bapak Gede Ariasa, S.Pd juga memaparkan isi naskah CP yang tertuang dalam Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (KK BSKAP) Kemendikbudristek No. 33 Tahun 2022, yaitu:
  1. Rasional, menjelaskan alasan pentingnya mempelajari mata pelajaran tersebut serta kaitannya dengan Profil Pelajar Pancasila.
  2. Tujuan, menjelaskan kemampuan atau kompetensi yang dituju setelah peserta didik mempelajari mata pelajaran tersebut secara keseluruhan.
  3. Karakteristik, menjelaskan apa yang dipelajari dalam mata pelajaran tersebut, elemen-elemen atau domain (strands) yang membentuk mata pelajaran dan berkembang dari fase ke fase.
  4. Capaian Per Fase, disampaikan dalam dua bentuk, yaitu secara keseluruhan dan capaian per fase untuk setiap elemen.
    Bapak Gede Ariasa, S.Pd. Menjelaskan Tentang Capaian Pembelajaran
Setelah materi pertama tentang CP disampaikan, materi selanjutnya adalah tentang menyusun Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP). TP merupakan deskripsi pencapaian tiga aspek kompetensi yakni pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperoleh siswa dalam satu atau lebih kegiatan pembelajaran, disusun secara kronologis berdasarkan urutan pembelajaran dari waktu ke waktu yang menjadi prasyarat menuju CP. Bapak Gede Ariasa menjelaskan bahwa ada tiga hal yang perlu dipahami dalam merumuskan TP, yaitu:
  1. Memahami CP, dengan memahami CP pendidik mulai menemukan ide-ide apa yang harus dipelajari peserta didik dalam 1 fase.
  2. Menemukan dan mengumpulkan kata-kata kunci yang terdapat dalam CP.
  3. Merumuskan Tujuan Pembelajaran, tujuan pembelajaran harus memuat minimal 2 komponen, yaitu kompetensi dan konten/lingkup materi.
Setelah menerima penjelasan tentang TP, peserta workshop dibagi ke dalam beberapa kelompok untuk  merumuskan TP per-muatan pelajaran, dalam waktu lebih kurang 30 menit. 30 menit kemudian, materi dilanjutkan dengan pembahasan materi tentang penyusunan ATP. TP yang tersusun dalam ATP akan menjadi dasar bagi pendidik untuk menyusun perencanaan pembelajaran. 

Setelah memahami TP dan ATP, peserta workshop kembali berdiskusi di dalam kelompoknya untuk menyusun ATP dari TP yang telah dibuat untuk semua muatan pelajaran.
Peserta berdiskusi Bersama kelompok untuk menyusun TP dan ATP
Tugas TP dan ATP yang telah dibuat oleh setiap kelompok, selanjutnya dikumpulkan melalui Google Classroom.

Video Dokumentasi Pertemuan 1

Workshop pertemuan kedua dilaksanakan pada hari senin, 20 Maret 2023 di SD Negeri 2 Lelateng. Narasumber pada pertemuan kedua ini adalah Bapak I Gede Anom Apriliawan, S.Pd. Adapun materi yang disampaikan pada pertemuan kedua ini adalah asesmen pembelajaran di SD. Bapak Anom menjelaskan bahwa dalam kurikulum merdeka ada beberapa model asesmen yang dapat pendidik implementasikan dalam proses pembelajarannya. Asesmen tersebut antara lain, asesmen dignostik, asesmen formatif, dan juga asesmen sumatif

A. Asesmen Diagnostik

Asesmen diagnostik merupakan asesmen kurikulum merdeka yang secara spesifik berguna dalam rangka melakukan identifikasi terhadap kompetensi, kekuatan, dan juga kelemahan peserta didik, sehingga pendidik dapat merancang pembelajaran sesuai dengan kompetensi dan juga kondisi dari peserta didik. 

Model asesmen diagnostik terdiri dari asesmen diagnostik non kognitif yang bertujuan untuk mengetahui kondisi psikologi dan sosial emosi peserta didik, gaya belajar, aktivitas peserta didik selama belajar di rumah, serta kondisi keluarga peserta didik.

Selanjutnya terdapat asesmen diagnostik kognitif yang bertujuan untuk mengidentifikasi capaian kompetensi peserta didik, menyesuaikan pembelajaran di kelas dengan kompetensi rata-rata peserta didik, serta memberikan kelas remedial atau pelajaran tambahan pada peserta didik yang nilainya berada pada rata-rata bawah.

Dalam penyusunannya, asesmen diagnostik memiliki beberapa teknik yang meliputi tes terlulis, wawancara, observasi, dan juga praktek. Instrumen asesmen dignostik terdiri dari instrumen soal tes tertulis, pedoman wawancara, pedoman observasi, dan juga pedoman penilaian praktek.

B. Asesmen Formatif

Asesmen formatif yaitu asesmen yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi pendidik dan peserta didik untuk memperbaiki proses belajar.

C. Asesmen Sumatif

Asesmen sumatif yaitu asesmen yang dilakukan untuk memastikan ketercapaian keseluruhan tujuan pembelajaran. Asesmen ini dilakukan pada akhir proses pembelajaran atau dapat juga dilakukan sekaligus untuk dua atau lebih tujuan pembelajaran, sesuai dengan pertimbangan pendidik dan kebijakan satuan pendidikan.

Pemaparan materi asesmen oleh Bapak I Gede Anom Apriliawan, S.Pd. 
Di sela-sela penjelasan materi, Bapak Anom mengajak peserta untuk melakukan ice breaking untuk mencairkan suasana. Peserta tampak sangat antusias dan bersemangat dalam mengikuti rangkaian kegiatan workshop.
Ice Breaking Oleh Bapak Narasumber
Setelah menyimak penjelasan dari bapak narasumber tentang jenis-jenis asesmen, peserta workshop diajak berdiskusi dan berkolaborasi bersama anggota kelompok untuk menyusun salah satu jenis asesmen sesuai dengan pembagian yang diperoleh. 
Diskusi kelompok dalam menyusun asesmen pembelajaran
Selanjutnya, untuk kegiatan ON, masing-masing peserta workshop ditugaskan untuk membuat satu contoh asesmen. Peserta diberikan kebebasan untuk memilih salah satu asesmen yang ingin dibuat dan disajikan pada media yang menarik bagi anak seperti quizziz, google form, kahoot, dan lain sebagainya.
Dokumentasi Video Pertemuan Kedua
Selanjutnya, workshop pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari kamis, 27 April 2023 yang bertempat di SD Negeri 2 Lelateng. Pada pertemuan ketiga ini, Bapak Gede Ariasa, S.Pd kembali menjadi narasumber untuk berbagi ilmu tentang modul ajar. Beliau mejelaskan bahwa modul ajar merupakan salah satu perangkat ajar. Sama seperti RPP atau lesson plan yang memuat rencana pembelajaran di kelas. Namun, pada modul ajar terdapat komponen yang lebih lengkap dibanding RPP atau disebut RPP Plus. Tujuan pengembangan modul ajar ini, antara lain untuk mengembangkan perangkat ajar yang memandu pendidik melaksanakan pembelajaran; mempermudah, memperlancar, dan meningkatkan kualitas pembelajaran; menjadi rujukan bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran; menjadi kerangka kerja yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran sesuai capaian pembelajaran.

Bapak Gede Ariasa, S.Pd menjelaskan bahwa dalam pembuatan modul ajar, pendidik memiliki kemerdekaan untuk memilih atau memodifikasi modul ajar yang sudah disediakan pemerintah yang kemudian disesuaikan dengan karakteristik peserta didik atau menyusun sendiri modul ajar sesuai dengan karakteristik peserta didik.
Pemaparan materi oleh narasumber tentang modul ajar

Sebelum menyusun atau memodifikasi modul ajar, peserta workshop secara berkelompok diajak mendiskusikan LK.1, yaitu merumuskan indikator ketercapaian tujuan pembelajaran (IKTP).
Peserta workshop berdiskusi secara berkelompok mengerjakan lembar kerja (LK) yang sudah disediakan
Presentasi kelompok dilakukan setelah masing-masing kelompok selesai mengerjakan lembar kerja (LK).
Setelah peserta memahami cara merumuskan IKTP, para peserta kembali diajak berdiskusi dalam kelompoknya mengenai penyusunan modul ajar. Sebagai bentuk tindak lanjut, dalam kegiatan ON peserta ditugaskan untuk mengerjakan LK.2, yaitu membuat atau memodifikasi modul ajar untuk satu muatan pembelajaran dalam satu semester. Tugas dikumpulkan secara daring melalui Google Classroom.
Dokumentasi Video Pertemuan Ketiga
Workshop pertemuan keempat, dilaksanakan pada hari jumat, 12 Mei 2023 di SD Negeri 2 Kaliakah. Materi yang disampaikan pada pertemuan terakhir ini adalah tentang Perancangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Materi ini kembali dibawakan oleh narasumber hebat, yaitu Bapak I Gede Anom Apriliawan, S.Pd. P5 ini adalah pembelajaran di luar intrakurikuler yang bertujuan memberikan pengalaman ke siswa terkait keterampilan serta untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL).

Dalam penjelasannya, Bapak I Gede Anom Apriliawan, S.Pd menyebutkan bahwa P5 memiliki enam kompetensi yang dirumuskan sebagai dimensi kunci. Keenamnya saling berkaitan dan menguatkan sehingga upaya mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang utuh membutuhkan berkembangnya keenam dimensi tersebut secara bersamaan. Keenam dimensi tersebut adalah:
  1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia.
  2. Berkebinekaan global.
  3. Bergotong royong.
  4. Mandiri.
  5. Bernalar kritis.
  6. Kreatif
Dalam satu tahun pelajaran, jenjang SD harus menentukan 1 s/d. 2 Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dengan tema berbeda. Adapun tema P5 yang dapat dipilih, yaitu: 
  1. Gaya Hidup Berkelanjutan
  2. Kearifan lokal
  3. Bhinneka Tunggal Ika
  4. Bangunlah Jiwa dan Raganya
  5. Suara Demokrasi
  6. Rekayasa dan Teknologi
  7. Kewirausahaan
  8. Kebekerjaan
    Pemaparan materi P5 oleh Bapak Narasumber
Setelah paparan tentang perancangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila selesai, peserta diajak berdiskusi secara berkelompok untuk mengidentifikasi kebutuhan murid dalam projek, menentukan tema projek, dan merancang modul projek.
Peserta workshop berdiskusi secara berkelompok merancang Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Masing-masing kelompok mempresentasikan rancangan P5 yang telah dibuat kepada kelompok lain

Kegiatan workshop hari keempat yang sekaligus merupakan kegiatan terakhir ditutup secara resmi oleh Bapak Ketua KKG Kelas IV Kec. Negara, yaitu Bapak I Putu Yarka Wikrama, S.Pd. 
Workshop ditutup secara resmi oleh ketua KKG kelas IV kec. Negara
Dengan adanya kegiatan workshop ini, banyak hal baru yang didapatkan peserta terkait dengan persiapan Kurikulum Merdeka. Selain mendapatkan materi, peserta juga bisa praktek langsung dalam pembuatan perangkat pembelajaran seperti menyusun alur tujuan pembelajaran (ATP), merancang tes awal pembelajaran dan sumatif, memodifikasi modul ajar, serta merancang modul projek penguatan profil pelajar pancasila. Tugas-tugas berupa penyusunan perangkat ajar ini, nantinya bisa digunakan oleh peserta, khususnya guru kelas IV sebagai bahan perbandingan dalam menyusun perangkat pembelajaran di tahun ajaran baru.

Post a Comment for "KEGIATAN WORKSHOP IKM BAGI GURU KELAS IV SE-KECAMATAN NEGARA TAHUN 2023"